DAFTAR ISI

Kamis, 01 Juli 2010

Sinopsis Bukan CInta BIasa

Dalam dunia perfilman tanah air, nama Wanna B Pictures masih terdengar asing. Tetapi dalam kehadiran perdananya melalui ‘Bukan Cinta Biasa’ (BCB) ternyata mampu menyuguhkan tontonan yang cukup bersaing.


Mengangkat cerita remaja yang sarat pesan, Benni Setiawan, sang sutradara sekaligus penulis cerita, mengemasnya dalam format komedi. Hal ini membuat film bersoundtrack lagu Afghan dengan judul sama ini tidak membosankan dan enak ditonton.


Film ini menceritakan seorang rocker gaek Tommy (Ferdy Taher) yang ngetop pada tahun 1980-an. Pada masa jayanya, Tommy dikenal sebagai cowok play boy berat. Tak hanya itu, gaya hidupnya pun beraliran bebas, urakan dan suka mabuk-mabukan. Ironisnya, gaya hidup ini masih terbawa hingga usianya sudah seangkatan babe gue sekarang ini. Prinsip dia, yang penting tidak merugikan orang lain.


Hingga suatu ketika muncul seorang gadis belia bernama Nikita (Olivia Lubis Jansen) muncul di depan pintu apartemennya. Gadis cantik itu mengaku anak biologis Tommy. Kontan saja lelaki pengumbar syahwat itu kaget. Tetapi Nikita berusaha meyakinkan dengan mengatakan bahwa dirinya adalah putri Lintang (Wulan Guritno) yang pernah menjadi korban ke-play boy-an Tommy pada tahun 1990-an.


Meski dalam hatinya mengakui Nikita adalah anaknya, tetapi keegoisannya memberontak. Hingga akhirnya dia tak bisa melawan kenyataan ketika Lintang bicara.


Nikita datang dengan maksud untuk tinggal bersama ayah yang baru dikenalnya itu. Alasannya, sang mama hendak pindah ke Amerika mengikuti calon suami tercintanya. Tommy tak bisa mengelak. Mereka pun akhirnya tinggal bersama. Disinilah drama cerita menarik diikuti.


Nikita merupakan gadis cuek tapi pemberontak. Dia juga sangat religius. Tak hanya rajin sholat, tapi menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik. Bahkan pacaran saja tak boleh berpegangan tangan, karena bukan muhrim. So, bisa dibayangkan bagaimana kejadiannya bila dia tinggal dengan seorang ayah bejat?


Pada bagian ini, sang sutradara memasukkan pesan-pesan mulia dengan cukup apik. Kehadiran Nikita benar-benar membelenggu kebebasan Tommy. Kebiasaannya merokok, menenggak minuman keras dan juga memasukkan perempuan kini tak bisa dilakukannya lagi dengan bebas. Sebaliknya, dia justru dipaksa anaknya untuk belajar shalat, sebuah kewajiban yang sama sekali tak pernah terpikir sebelumnya.


Tetapi jiwa kebapakan Tommy akhirnya muncul ketika menemukan Nikita berpacaran dengan seorang rocker muda Brad (Rocky). Dia menentang hubungan cinta mereka. Karena Tommy tak ingin anak yang baru dikenalnya itu menjadi korban ke-play boy-an rocker.


Nikita melawan, dan terus melanjutkan hubungan cintanya. Karena cemas, Tommy terus membuntuti setiap kali anaknya berpacaran. Hal ini akhirnya menimbulkan rangkaian konflik. Tetapi justru karena inilah sang ayah akhirnya bertobat.


Mengikuti cerita diatas kesannya cukup serius. Tetapi, sang sutradara ternyata mampu menyuguhkannya sebagai tontongan yang ringan, bahkan menghibur. Sentuhan humor dimasukkan disana-sini dengan cukup pas, tanpa menimbulkan kesan dipaksakan.


Di tengah maraknya film-film yang mengumbar syahwat, kiranya kehadiran BCB memberikan angin segar bagi suguhan yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAYA MINTA ANDA UNTUK KOMPLEN SAYA MOHON SETELAH BACA MAU JELEK ATAU BAIK ( PLS TO COMMEN TO ARTIKEL BLOG BEFOR READING ARTIKEL ME PLS)

Welcome To DUNIA KARYA UTAMA.BLOGSPOT.COM